Sumber informasi yang pasti benar dan tidak berubah sepanjang masa hanya datang dari Dzat Pencipta, Allah swt, berupa wahyu-wahyu-Nya yang tertuang di dalam Al Qur’an. Tidak ada campur tangan sedikitpun dari manusia untuk merubah atau merekasanya. Tidak ada keraguan sedikitpun perihal kebenarannya. Petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Allah swt berfirman, “Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” Al Baqarah : 1-2
Informasi tentang perjalan hidup seorang anak manusia dengan jelas digambarkan Allah swt di banyak tempat di dalam Al Qur’an. Yang secara jelas menunjukkan bahwa manusia ini menapaki umurnya, menjalani hidupnya untuk menuju sebuah kematian. Setiap bani Adam akan mengalaminya, mukminkah ia atau munafik atau orang kafir.
Seorang penyair mengatakan :
Sesungguhnya kamu adalah rangkaian dari hari-hari
Jika satu hari berlalu, maka jatah hidup kamu berkurang
Sampai akhir ajal menjelang
Perjalanan menuju kematian ini diinformasikan Allah swt dalam firman-Nya :
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami berbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia.” Al Mu’min : 67-68.
Ayat yang senada dengan ini disebutkan dalam surat Al Hajj : 5-8
” Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah,Dialah yang haq. Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab (wahyu) yang bercahaya.”
Subhanallah, gambaran perjalanan seorang anak manusia yang sangat detail dan menakjubkan.
Ujung dari perjalanan seorang manusia di dunia ini adalah kematian. Kematian selalu mengintai manusia. Suka tidak suka, mau tidak mau setiap manusia pasti akan mengakhiri hidupnya. Sudah banyak saudara-saudara kita yang meninggalkan dunia ini satu demi satu.
Kematian adalah sebuah kepastian. Namun bagaimana kita mati, itu adalah pilihan. kita tinggal pilih, mau meninggal dalam kondisi husnul khatimah atau su’ul khatimah, wai iyadzubillah. Karena itu persoalannya adalah: Bagaimana kondisi kita saat ajal menjelang ? Bagaimana seorang mukmin mengakhiri hidupnya ? Bagaimana orang munafik dan orang kafir menghembuskan nafas terakhirnya ?
Kematian adalah tahapan yang paling sulit dalam kehidupan setiap manusia. Kondisi ini barbanding sama dengan baik atau buruknya seseorang dalam hidupnya. Allah swt berfirman : ”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” Qaf : 19
Dalam hadits sahih Rasulullah saw menegaskan :
قال: صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: (إن للموت سكرات)
”Sungguh kematian itu disertai sekarat”. HR. Al Bukhari (Tafsir Al Qurtubhi, Juz 6, Hal 133)
Sakaratul maut adalah kondisi yang sangat berat dan dahsyat bagi setiap manusia. Tak terkecuali Rasulullah saw pun menghadapi hal yang sama. Namur beliau mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan langsung dari Allah swt.
عن عائشة أيضاً قالت : « لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بالموت وعنده قدح فيه ماء وهو يدخل يده القدح ثم يمسح وجهه بالماء ثم يقول : اللهم أعني على سكرات الموت »
Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air, kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul maut.” HR. Al Hakim
Saking beratnya sakaratul maut itu, Rasulullah saw mengeluarkan keringat dingin di keningnya yang mulia. Bahkan Fatimah, putri Rasulullah swt yang berada di dekat ayahnya merasakan merinding ketika sakaratul maut itu datang menjemputnya.
Para ulama menyimpulkan tanda keluar keringat dingin menunjukkan seseorang itu malu kepada Allah swt saat hendak perjumpa dengan-Nya, lantaran tidak sebanding karunia yang Allah berikan kepadanya dengan ketaatan yang ia persembahkan kepada-Nya. Atau keringat dingin itu pertanda pertaubatan yang sebenarnya dari seorang anak manusia.
Saat sakaratul maut inilah perjuangan yang sangat menentukan nasib seseorang. Ketika itu pertaruangan antara pasukan setan dan para Malaikat berkecamuk, sampai-sampai Malaikat Jibril turun langsung membantu menyelamatkan orang shalih.
Dikisahkan, bahwa Imam Ahmad bin Hambal saat mengalami sakaratul maut, ditalkin oleh anaknya untuk bersyahadah. Namun sang Imam mengatakan tidak, berkali-kali kondisi itu sampai akhirnya ia tak sadarkan diri. Ketika siuman, sang anak bertanya: Kenapa ayah menolak untuk mengucapkan kalimatud tauhid ? Ayahnya menjawab, Sungguh setan-setan berebut memperdaya saya untuk tidak bersyahadah. Sampai-sampai di antara setan-setan itu ada yang menggigit jari-jari kaki saya.
Sebagian ulama tafsir ketika menafsirkan surat Fushshilat ayat 30, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” turunnya para malaikat termasuk malaikat Jibril membantu meringankan proses sakaratul maut orang shalih melawan tipu daya setan.
Gambaran beratnya proses sakaratul maut juga diibaratkan dengan hunusan pedang dan tajamnya gergaji. Rasulullah saw bersabda :
وروي: (إن الموت أشد من ضرب بالسيوف ونشر بالمناشير).
”Sesungguhnya kematian itu lebih dahsyat dari sabetan pedang dan lebih pedih dari potongan gergaji” (Tafisr Al Qurthubi, Jilid 17, hal 13)
Nabiyullah Isa alaihissalam juga mengajarkan do’a kemudahaan saat sakaratul maut kepada hawariyyun –para pendukungnya-.
وقال عيسى بن مريم: (يا معشر الحواريين أدعوا الله أن يهون عليكم هذه السكرة) يعني سكرات الموت.
Nabi Isa berkata : ”Wahai para pendukungku, berdoa’alah kepada Allah agar meringankan sakaratul maut kalian.”
Dalam do’a-do’a yang sering kita lantunkan, kita meminta dengan kerendahan hati ”Ya Allah, kami memohon kepada Engkau keselamatan dalam agama, kesehatan badan, keberkahan rizki, taubat sebelum ajal, kasih sayang saat ajal, ampunan setalah mati. Ya Allah, mudahkanlah bagi kami saat sakaratul maut menghadap, ampunan ketika hari penghitungan, dan selamat dari api neraka.”
Semoga kita diwafatkan oleh Allah swt dalam kondisi kening mengeluarkan keringat dingin sebagai wujud pertaubatan sejati dan penerimaan Allah swt insya Allah, amin ya Mujibas sa’ilin. Allahu a’lam
dakwatuna.com
Semoga site gratisan ini bukan hanya menambah literatur-literatur dalam dunia kepenulisan, tetapi juga lebih khusus untuk menambah khazanah keilmuan keislaman, karena di masa kebangkitan seperti sekarang ini (menurut sejarah islam) yang sebelumnya Islam di Andalusia (Spanyol) begitu kuat dan hebatnya, harus tunduk dan hancur oleh kaum Hulagu dari bangsa Bar-Bar, oleh karena itu kita pun di harapkan untuk selalu berkarya, baik melalui dunia kepenulisan, dunia jurnalistik maupun yang lainnya, karena memang tidak bisa kita pungkiri bahwa Islam khususnya yang ada di Indonesia ini sangat butuh dengan orang-orang yang profisional dalam bidangnya masing-masing.
Senin, 26 Januari 2009
Minggu, 25 Januari 2009
I Don't Know
Pada Suatu hari ada seorang Idiot alias bego tapi yg paling kaya raya di Indonesia berasal dari betawi bernama Mali, beliau punya teman bernama otong. Suatu hari mereka bercakap-cakap dengan sengitnya..
Otong : "Mali... gue punya kabar buruk nih!"
Mali : "Kabar buruk apaan?
Otong : "Kabar buruk mengenai ada orang yang bakal jadi saingan elo krn doi orang kaya sedunia!"
Mali : "Haah... apa gue nggak salah dengar? kagak bakal ada orang yang bisa nyaingin gue, mana orangnya kasih tahu dimana rumahnya gue pengen tahu.."
Otong : "Wah.. jauh bener li, dia ada di Amerika.."
Mali : "Baru di Amerika, biar gue lihat kesana pake pesawat pribadi gue, besok gue terbang pengen tahu orang kaya itu.."
Singkat cerita sudah sampailah Mali di Amerika, dengan wajah bingung dan takjub dia sampai di kota New York, begitu lihat Patung Liberty dia langsung bilang... "Wah, bener-bener hebat di Jakarta belon ada yang kayak gini nih, ah gue mo tanya ama yang lewat kali aje die tau yang bikin ini patung, soalnya gue mo pesen satu buat di jejerin di Monas..".
Ada orang bule yang lagi lewat ditegur sama mali.
Mali : "Sir, aye mo nanya siape ye yang punya itu patung?"
Bule : "What I don't know!", sambil terheran-terheran.
Mali : "Hah.. A-do-no, wah bener juga kata si otong pasti die orangnye.
Mali jalan ke San Fransico dia liat jembatan yang terpanjang di dunia, trus dia tanya sama orang bule lagi.
Mali : "Sir, tahu ngga? yang bikin nih jembatan? panjang amat gue jadi pengen juga bangun jembatan kayak gini di Jakarta"
Bule : "What?!, Sorry I don't Know!"
Mali : "Wah, si A-Do-No lagi, kalo gitu bener die orangnye yang kaya itu,gue jadi pengen ketemu nih.
Tiba-tiba Mali sudah sampai di Washington DC tepat didepan Gedung Putih. Disitu dia bingung plus heran sambil berkata.. "Jangan-jangan ini dia nih, rumahnya si A-do-no gile kayak Istana",sungutnya dalam hati.
Lalu dia langsung tanya sebelumnya dengan penjaga pintu gerbang Gedung Putih yang pakai seragam, karena biar gimana juga dia orang timur punya sopan-santun mau bertamu ke rumah orang, takut salah alamat.
Mali : "Permission...mau tanya ini rumah siapa ya?".
Bule : "What!!! Oh sorry I don't Know!" dengan muka heran.
Sebelum mali beranjak dari tempatnya, karena dia yakin itu rumahnya Mr. A-do-no, tiba-tiba ada mobil dengan kecepatan tinggi langsung menabrak orang penyebrang jalan. Lihat begitu Mali bengong, dan langsung bertanya sama orang didekatnya...
Mali : "Gile bener,maen tabrak lari aja tuh orang, siapa sih yg ketabrak Mr?!,dengan wajah heran.
Bule : "Sorry, I don't Know!!!"
Mali : "Hah! A-Do-No??? Alhamdulillah akhirnya A-do-no mati juga...Horeee." Kagak ada lagi yang bisa nyaingin gue dong!. Dengan gembira Mali langsung balik ke Jakarta mengabarkan kepada sohibnya bahwa yang jadi saingannya udah Mampus alias Mati yang namanya A-Do-No Alias I don't Know.
Anecdote kali 5x
Otong : "Mali... gue punya kabar buruk nih!"
Mali : "Kabar buruk apaan?
Otong : "Kabar buruk mengenai ada orang yang bakal jadi saingan elo krn doi orang kaya sedunia!"
Mali : "Haah... apa gue nggak salah dengar? kagak bakal ada orang yang bisa nyaingin gue, mana orangnya kasih tahu dimana rumahnya gue pengen tahu.."
Otong : "Wah.. jauh bener li, dia ada di Amerika.."
Mali : "Baru di Amerika, biar gue lihat kesana pake pesawat pribadi gue, besok gue terbang pengen tahu orang kaya itu.."
Singkat cerita sudah sampailah Mali di Amerika, dengan wajah bingung dan takjub dia sampai di kota New York, begitu lihat Patung Liberty dia langsung bilang... "Wah, bener-bener hebat di Jakarta belon ada yang kayak gini nih, ah gue mo tanya ama yang lewat kali aje die tau yang bikin ini patung, soalnya gue mo pesen satu buat di jejerin di Monas..".
Ada orang bule yang lagi lewat ditegur sama mali.
Mali : "Sir, aye mo nanya siape ye yang punya itu patung?"
Bule : "What I don't know!", sambil terheran-terheran.
Mali : "Hah.. A-do-no, wah bener juga kata si otong pasti die orangnye.
Mali jalan ke San Fransico dia liat jembatan yang terpanjang di dunia, trus dia tanya sama orang bule lagi.
Mali : "Sir, tahu ngga? yang bikin nih jembatan? panjang amat gue jadi pengen juga bangun jembatan kayak gini di Jakarta"
Bule : "What?!, Sorry I don't Know!"
Mali : "Wah, si A-Do-No lagi, kalo gitu bener die orangnye yang kaya itu,gue jadi pengen ketemu nih.
Tiba-tiba Mali sudah sampai di Washington DC tepat didepan Gedung Putih. Disitu dia bingung plus heran sambil berkata.. "Jangan-jangan ini dia nih, rumahnya si A-do-no gile kayak Istana",sungutnya dalam hati.
Lalu dia langsung tanya sebelumnya dengan penjaga pintu gerbang Gedung Putih yang pakai seragam, karena biar gimana juga dia orang timur punya sopan-santun mau bertamu ke rumah orang, takut salah alamat.
Mali : "Permission...mau tanya ini rumah siapa ya?".
Bule : "What!!! Oh sorry I don't Know!" dengan muka heran.
Sebelum mali beranjak dari tempatnya, karena dia yakin itu rumahnya Mr. A-do-no, tiba-tiba ada mobil dengan kecepatan tinggi langsung menabrak orang penyebrang jalan. Lihat begitu Mali bengong, dan langsung bertanya sama orang didekatnya...
Mali : "Gile bener,maen tabrak lari aja tuh orang, siapa sih yg ketabrak Mr?!,dengan wajah heran.
Bule : "Sorry, I don't Know!!!"
Mali : "Hah! A-Do-No??? Alhamdulillah akhirnya A-do-no mati juga...Horeee." Kagak ada lagi yang bisa nyaingin gue dong!. Dengan gembira Mali langsung balik ke Jakarta mengabarkan kepada sohibnya bahwa yang jadi saingannya udah Mampus alias Mati yang namanya A-Do-No Alias I don't Know.
Anecdote kali 5x
Jumat, 23 Januari 2009
5 Alasan & Dalil Syar'i Mengapa Harus Memboikot Produk Yahudi
Hidayatullah.com--Semenjak Israel menyerang keji kaum Muslim di Jalur Gaza, Palestina, banyak desakan masyarakat Islam melakukan boikot produk-produk Yahudi. Sebelumnya, tepat hari Ahad, 8 Oktober 2000, Al-Jazira News Network, sebuah stasiun Televisi di Qatar, menyiarkan sebuah acara wawancara dengan Syeikh DR. Yusuf Al-Qaradhawi. Dalam acara bertema ”Palestina dan Kewajiban Jihad bagi Setiap Muslim”, Syeikh al-Qaradhawi mengemukakan sebuah fatwa, bahwa "memboikot produk-produk buatan Israel dan Amerika adalah kewajiban bagi seluruh Muslim di seluruh dunia."
Senin, 19 Januari 2009
6 Hak seorang muslim dari muslim lainnya :
1- Apabila engkau menjumpainya engkau berikan salam kepadanya.
2- Apabila iamengundangmu engkau memperkenankan undangannya.
3- Apabila ia meminta nasehat, engkau menasehatinya.
4- Apabila ia bersin dan memuji Allah, hendaklah engkau mentasymitkannya (berdoa untuknya).
5- Apabila ia sakit hendaklah engkau menjenguknya.
6- Apabila ia mati hendaklah engkau antarkan jenazahnya. (HR.Muslim dan Tirmizi).
1- Mengucapkan Salam
Islam datang untuk mempersatukan hati dengan hati, menyusun barisan dengan tujuan menegakkan bangunan yang tunggal dan menghindari factor-faktor yang dapat menimbulkan perpecahan, kelemahan, sebab-sebab kegagalan dan kekalahan. Sehingga mereka yang bersatu itu memiliki kemampuan untuk merealisasi tujuan luhur dan niat sucinya . Oleh karena itu awal pertemuan dengan sesama muslim agar hati mereka terikat satu dengan yang lainnya hingga timbulnya rasa saling menyinta dimulai dengan mengucapkan dan menyebarkan salam : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Sabda Rasulullah SAW:
"Demi Dzat yang diriku dalam genggamanNya, mereka tidak
masuk surga sehingga mereka beriman, dan mereka tidak ber
iman sehingga mereka saling menyinta. Maukah kamu aku
tunjukkan sesuatu yang jika kamu mengerjakannya kamu sa-
ling menyinta? Sebarkan salam di kalangan kamu."
Salam yang merupakan alat penghormatan kaum muslimin lebih menegaskan bahwa agama mereka adalah agama damai dan aman, serta mereka adalah penganut salam (perdamaian) dan pencinta damai. Dalam hadis Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah menjadikan salam sebagai penghormatan bagi umat kami dan jaminan keamanan untuk kaum zimmah kami.”
Dan seseorang tidak layak memulai pembicaraan kepada sesamanya sebelum ia memulainya dengan ucapan salam, karena salam adalah ungkapan rasa aman dan tidak ada pembicaraan sebelum adanya rasa aman. Rasulullah saw bersabda :
“Ucapkan salam sebelum memulai berbicara.”
2- Memenuhi Undangan
Seorang muslim yang mengundang saudaranya, maka ia berhak didatangi, oleh karena itu kewajiban yang diundang adalah mendatangi undangan tersebut sebagai mana sabda Rasulullah saw :
"Penuhilah undangan ini jika kamu diundang."
Undangan yang diberikan dari sesama muslim menunjukkan penghormatan dan perhatian yang besar kepada saudaranya yang diundang tersebut sehingga bagi yang tidak memenuhi undangan tentu saja menyebabkan kekecewaan. Mengabaikan undangan disamakan dengan pembangkangan kepada Allah dan Rasul, begitu juga sebaliknya saat seseorang yang datang tanpa diundang diumpamakan seperti pencuri, karena kedatangannya tidak diinginkan oleh yang mengundang seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud :
"Barangsiapa diundang kemudian dia tidak memenuhi undangan tersebut, maka ia telah membangkang pada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa masuk tanpa diundang, maka ia masuk sebagai pencuri."
3- Memberi Nasehat
Memberi nasehat kepada sudara muslim yang memintanya hendaklah dipenuhi. Karena nasehat ini dapat mendorong saudaranya kearah kebaikan. Nasehat yang tulus akan berbekas dan berpengaruh sehingga dapat masuk kedalam relung hati yang terbuka untuk menerimanya. Bagi yang menasehati saudaranya, hendaknya ia mengerjakan apa yang diucapkan, mengamalkan apa yang dinasehatkan, sebab nasehat yang tidak diamalkan dan tidak dijiwai tidak akan berbekas pada jiwa yang dinasehati. Dan sesungguhnya agama ini adalah nasehat sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Agama itu nasehat” Kami bertanya kepada beliau, “Nasehat kepada siapa ?” Beliau menjawab : “Terhadap Allah, Quran, RasulNya, pemimpin-pemimpin dan seluruh kaum Muslimin”.
4- Mendoakannya ketika bersin
Mendoakan saudara yang bersin merupakan wujud perhatian dan kasih sayang terhadap saudaranya, sebab tatkala saudaranya itu bersin dan mengucapkan pujian kepada penciptanya : “Alhamdulillah”, serta merta ia yang mendengarkannya menanggapi dengan mengucapkan “Yarhamukallah” (Semoga Allah memberimu Rahmat), ia merupakan ucapan simpati dan doa atas kondisi saudaranya yang senantiasa memuji Allah dalam setiap keadaan khususnya saat ia bersin. Maka mendoakan dengan Rahmat layak diberikan pada saudaranya yang telah memuji Allah tersebut. Saat mendapatkan doa Rahmat, maka saudaranya itu hendaknya juga membalas doa bagi yang telah mendoakannya dengan mengucapkan : Yahdini wayahdikumullah wa yuslih balakum” (Semoga Allah memberiku dan engkau petunjuk dan semoga Allah memperbaiki keadaanmu).
Doa tersebut cerminan telah terjalinnya ikatan hati antara sesama muslim yang senantiasa menghendaki kebaikan bagi saudaranya.
5- Menjenguknya ketika sakit
Merupakan kewajiban umat Islam untuk mengunjungi saudaranya yang sakit. Hal ini dapat meringankan beban derita sisakit yang merana sendirian dan merasa terasing. Kedatangannya hendaknya dapat meringankan beban sisakit dan dapat menghiburnya.
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat : “Wahai bani Adam, Aku sakit dan kamu tidak menjengukKu. “Ia berkata : “Wahai Rabbku, bagaimana bisa aku menjengukMu sedang Engkau adalah Tuhan sekalian Alam ?” Allah menjawab “Tidakkah kamu mengetahui bahwa seorang hambaKu fulan sakit dan kamu tidak menjenguknya ? Tidakkah kamu mengetahui bahwa andaikata kamu menjenguknya, kamu mendapatiKu di sisinya ? (HR.Muslim).
Rasulullah saw memberikan motivasi kepada umatnya agar menjenguk orang sakit dengan menempatkannya di antara buah-buahan surga, sabda Rasulullah saw :
Sesungguhnya seorang muslim apabila menjenguk saudaranya sesama muslim, maka ia tetap berada di antara buah-buahan surga yang siap dipetik, sampai akhirnya ia kembali (HR.Muslim).
Sangat indah sekali ajaran Islam, setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain tidak luput balasannya di sisi Allah swt.
6- Mengiringi jenazahnya
Persaudaraan sejati tidak sebatas pada alam dunia saja, saat ajal menjemput, saudaranya ikut berta’ziyah dan mengiringi jenazahnya dan menyaksikan jasad saudaranya dimasukkan kedalam liang lahat, iringan terakhir di dunia dan kelak akan berjumpa di surganya Insya Allah.
Allah swt bahkan akan memberikan pakaian kehormatan bagi mu’min yang berta’ziyah kepada saudaranya sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Amr bin Haram : Tiadalah di antara mu’min berta’ziyah kepada saudaranya yang mendapat musibah, kecuali Allah mengenakan pakaian kehormatan pada hari kamat.
Sabtu, 10 Januari 2009
Kamis, 01 Januari 2009
DANUSKU #1
Pada awal-awal bulan November di Padang sering terjadi mati lampu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, begitu halnya dengan kota-kota lainnya di Indonesia.
Apabila ditengah malam gelap gulita karena mati lampu pada saat itu tidak ada penerang, lampu emergenci tidak ada, patromak pecah, bulan tidak dalam keadaan purnama. Tiba-tiba ada yang memberi kita lilin sebagai penerang sementara sambil menunggu hidup lampu. Apa yang harus saya lakukan? Ya, tentu saya ambil. Daripada gelap-gelapan.
Semester 2 aya tertarik sama yang namanya FSI karena satu hal yakni dari namanya Forum Studi Islam dari namanya saja kita sudah tahu apa itu FSI. Saya diajak untuk ikut berkontribusi didalamnya. Tapi sempat saya berpikir berkali-kali, kalau misalnya saya masuk FSI, bagaimana kuliah saya, apakah saya bisa mencapai target saya yang telah saya tuliskan dalam buku agenda, IP saya bagaimana. Paling sama dengan waktu SMA seperti rohis ataupun irema (ikatan remaja mesjid).
Saya teringat Surat Adz-Zariyat
Saya ceritakan sedikit tentang si Musa……..are u ready?
Musa adalah salah mahluk ciftaan Allah SWT. Dia mempunyai gelar sp spesies maksud saya, bukan sarjana pertanian. Orang science khususnya biologi ataupun pertanian pasti tahu musa alias p-i-s-a-n-g. Pohon pisang rasanya bukan satu jenis pohon yang asing dan yang langka bagi kita semua pasti sudah familiar ditelinga kita sehari-hari. Pohon berbatang lunak dan berdaun lebar itu rasanya masih kita dapat temukan disekeliling kita. Mungkin kini keberadaannya mulai tersaingi dengan ‘pohon-pohon lain’ yang berbatang beton. Keistimewaan pohon ini selalu tumbuh dimanapun tempat berada, dalam musim dan berbeda sekalipun.
Hampir seluruh anggota tubuh pohonnya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Mulai dari akarnya untuk obat sakit perut, batangnya untuk tempat dekorasi pembuatan janur ataupun dalam proses mengkremasi mayat. Daunnya untuk pembungkus hingga buahnya yang lezat untuk dimakan ataupun dimasak.
Begitulah harusnya tiap kita, dapat memberikan manfaat bagi orang lain dengan segenap apa yang kita miliki. Beramal dan terus beramal dengan segala kemampuan dan talenta sekecil apapun yang kita punya.
Sebagaimana pohon pisang senantiasa dapat berbuah tanpa mengenal musim. Karena memang ia tak mengenal waktu dalam kebaikan. Tak mengenal masa dalam berbuat kebaikan. Memang seharusnya kontribusi tidak hanya dapat kita berikan pada saat-saat tertentu disaat kita menginginkannya. Karena kontinuitas dalam suatu kebermanfaatan akan senantiasa dapat menjaga stabilitas iman. Sehingga kita tidak mudah tumbang diterpa ‘hama’ yang selalu menggerogotikeikhlasan.
Untuk itu, pohon pisang akan menyimpan cadangan airnya pada musim hujan dan menggunakannya pada musim kemarau. Kita pun demikian, harus mengetahui disaat kita terasa tegar beramal dalam meniti jalan panjang kehidupan ini. Masing-masing kita tentunya pernah merasa sedemikian jenuh dan butuh nasihat dari orang lain ataupun merasa diri sangat dekat dengan sang Khalik. Karenanya manfaatkanlah masa-masa itu, karena tak semua bias kunjung ‘menjenguk’ ketika jiwa kita membuuthkan penyegaran. Simusa ini dalam habitat aslinya selalu hidup berkelompok. Jika ada si musa yang tumbuh menyendiri tentulah karena perbuatan manusia yang jika dibiarkan terus tumbuh akan membentuk komunitas pohon pisang juga. Untuk dapat bermanfaat dan berkontribusi bagi umat dan diri kita sendiri, kita membutuhkan teman sebagai penguat. Kita perlu orang lain untuk memacu dan memicu optimalisasi potensi kebermanfaatan kita.*
Ketika kondisi menuntut kita untuk mandiri, maka ‘ciftakanlah si musa yang lain’ sehingga kita tetap tak sendiri. Ya, untuk mencapai puncak produktifitas kontribusi, kita perlu berjama’ah. Sehingga kontribusi amal kita tak cepat mati. Pohon pisang pun umumnya tak akan mati sebelum ia berbuah. Ia senantiasa meninggalkan tunas-tunas baru sebelum akhirnya ia mati. Sebelum ajal kita tiba, sebelum akhirnya kita harus pergi meninggalkan duniaini, sudahkah kita menyiapkan generasi berkualitas yang dapat meneruskan keberlangsungan konstribusi kita yang lebih baikbagi lingkungan? Sudahkah kita tinggalkan kader-kader unggul yang siap untuk terus beramal dan memberikan kebermanfaatan bagi alam? Jika belum, siapkanlah.
Hidup ini terlalu sempit kalau hanya memikirkan diri sendiri kuliah bagaimana, IP bagaimana, kuliah mau tamat berapa waktu. Ini mah ketik C spasi D alias cape deh. Hidup ini teramat singkat kalau tanpa kebermanfaatan kita bagi orang lain. Dan untuk itu, sebenarnya kita tak perlu sebesar pohon jati ataupun setinggi pohon pinang untuk dapat memberikan manfaat. Yang terpenting adalah kontribusi nyata. Dan biarlah Allah SWT yang akan menilai dan memberikan balasan. “Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Bukhari).
To be continued for danus #2
*Wahyu
C aja
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhan-mu tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (Surah ke-6 AL-AN’AM: 132)
Ketika UAS sudah masuk sedangkan kondisi aku yang belum siap untuk belajar SKS
---Bangun subuh---
Dipaksakan untuk bisa hapal. Buka kedai, mandi, terus berangkat ke kampus hijau tacinto UNAND tea euy, di Bus kampus saya coba untuk menghapal.
Plok 3x suara telapak tanganku sengajakan beradu sebagai syarat untuk berhenti disimpang fakultas.
---“Ujian, masuk-masuk teriak temanku” hah cengangku---
Beberapa detik sebelum ujian aku persiapkan segalanya, dari mulai bolpoint, pensil, penggaris, kartu ujian. Assalamu’alaikum ada suara menyapa dari mulut pintu yang sedang menganga-- dia berbadan tegap, berambut cepak, pakai celana dasar biru seragam dengan bajunya, berkumis. Hah..aku sangat tercengang, sejak kapan Bu Dr Zaituni Udin berpenampilan seperti cowok punya kumis, berjakun, operasi plastik kali ya (luconku dalam hati). Atau si Ibu ingin berpenampilan beda seperti anak-anak dan remaja sekarang, model cewek tapi kelihatan cowok. Menurutku aneh yang ada bukan modis atau trend.
Ternyata benar memang bukan Bu Dr Zaituni Udin yang datang karena aku sangat berharap sekali beliau tidak datang hari ini supaya aku bias menghapal. Ternyata yang didepan itu adalah Pak Das Bagian Kemahasiswaan yang baru bekerja di Bag Kemahasiswaan yang ditugaskan untuk membagikan kertas quisioner kepada para mahasiswa maklum ‘fakultas sedang mengadakan penjajakan pendapat dari mahasiswa yang diajarinya yang isi didalamnya ada tentang bagaimana cara penyampaian materi oleh dosen, sistem belajarnya, sistem penilaian dan lain sebagainya’.
Ketika aku asyik mengisi quisioner. Jleg berdiri seorang wanita yang perawakannya agak besar, BB sekitar 73-78 kg sepadan dengan berat tubuhku. Tinggi 162 cm-an, kulit agak gelap, mata tajam, tapi otaknya itu berisi. Bu Itun panggilan sehari-harinya sudah di depan mataku.
Ternyata harapanku hilang sudah. Ujian genetika itu jadi. Astagfirullah
Rabbizidni………………………………………………………………fahmaan, do’a itu aku ucapkan. Soal mulai dibagikan, hanya ada beberapa soal yang bisa aku kerjakan dari banyak soal yang di buat Bu Itun. Waktu sudah hampir mulai habis sedangkan memoriku sedikit tersendat-sendat. Waktu ujian habis. Terpaksa dikumpul seadanya. Meninggalkan ruangan dengan tidak bersemangat, laluku buka catatan perkuliahan. B- sudah cukup pikirku.
Beberapa hari setelah ujian nilai ujian genetikaku keluar wah nilai ku mendapat C aja, berarti prasangkaku salah nilai yang aku peroleh lebih jelek dari dugaanku, tapi yang pasti lebih bagus dari pada C-, D, atau E
Semangat, salah satu motto FKI Rabbani Unand waktu kepengurusan Bang Agus Salim aku teringat itu. Dan yang pasti harapan itu masih ada. Aku yakin harapan untuk lulus dengan pujian masih ada. Zen say ‘harapan itu masih ada’ adikku.
Waktu dikedai aku lihat Surat Al-An’am ayat 132, dan aku ibaratkan* derajat disini sebagai nilaiku yang C- karena ketidaksiapan aku untuk ujian tersebut, persiapan belajarnya kurang. So bagi yang membaca sipatku yang satu ini jangan ditiru tapi jadikanlah pelajaran.
*pemisalan aku sendiri, mohon dimaklum pd ahli agama
Langganan:
Postingan (Atom)