.::Wilujeung Sumping di Website Agus Muhar::.

Semoga site gratisan ini bukan hanya menambah literatur-literatur dalam dunia kepenulisan, tetapi juga lebih khusus untuk menambah khazanah keilmuan keislaman, karena di masa kebangkitan seperti sekarang ini (menurut sejarah islam) yang sebelumnya Islam di Andalusia (Spanyol) begitu kuat dan hebatnya, harus tunduk dan hancur oleh kaum Hulagu dari bangsa Bar-Bar, oleh karena itu kita pun di harapkan untuk selalu berkarya, baik melalui dunia kepenulisan, dunia jurnalistik maupun yang lainnya, karena memang tidak bisa kita pungkiri bahwa Islam khususnya yang ada di Indonesia ini sangat butuh dengan orang-orang yang profisional dalam bidangnya masing-masing.

Nah...site ini pun tampil untuk menunjukkan bahwa kami ingin menambah khazanah keislaman dalam berkarya, walaupun hanya sebutir debu di padang pasir, tetapi akan sangat bermakna jika kita mendalaminya, Amin

Kamis, 01 Januari 2009

C aja



“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhan-mu tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (Surah ke-6 AL-AN’AM: 132)

Ketika UAS sudah masuk sedangkan kondisi aku yang belum siap untuk belajar SKS aduh gimana nih besok ujian tapi aku belum siap untuk semua itu. Lahawula wa kuwwata deh….tapi tidak sekadar itu aku coba untuk menghafal sedikit tapi rasanya baru ± 9 menit ketiduran, maklum jaga kedai sampai jam 11 dilanjutkan nyuci, nyari tugas untuk dikumpul besok ke warnet bang Fauzi yang “gratisan asalkan ikut jaga kalau Abang ngak ada katanya”. Itu bukan gratisan namanya.

---Bangun subuh---
Dipaksakan untuk bisa hapal. Buka kedai, mandi, terus berangkat ke kampus hijau tacinto UNAND tea euy, di Bus kampus saya coba untuk menghapal.
Plok 3x suara telapak tanganku sengajakan beradu sebagai syarat untuk berhenti disimpang fakultas.

---“Ujian, masuk-masuk teriak temanku” hah cengangku---
Beberapa detik sebelum ujian aku persiapkan segalanya, dari mulai bolpoint, pensil, penggaris, kartu ujian. Assalamu’alaikum ada suara menyapa dari mulut pintu yang sedang menganga-- dia berbadan tegap, berambut cepak, pakai celana dasar biru seragam dengan bajunya, berkumis. Hah..aku sangat tercengang, sejak kapan Bu Dr Zaituni Udin berpenampilan seperti cowok punya kumis, berjakun, operasi plastik kali ya (luconku dalam hati). Atau si Ibu ingin berpenampilan beda seperti anak-anak dan remaja sekarang, model cewek tapi kelihatan cowok. Menurutku aneh yang ada bukan modis atau trend.
Ternyata benar memang bukan Bu Dr Zaituni Udin yang datang karena aku sangat berharap sekali beliau tidak datang hari ini supaya aku bias menghapal. Ternyata yang didepan itu adalah Pak Das Bagian Kemahasiswaan yang baru bekerja di Bag Kemahasiswaan yang ditugaskan untuk membagikan kertas quisioner kepada para mahasiswa maklum ‘fakultas sedang mengadakan penjajakan pendapat dari mahasiswa yang diajarinya yang isi didalamnya ada tentang bagaimana cara penyampaian materi oleh dosen, sistem belajarnya, sistem penilaian dan lain sebagainya’.

Ketika aku asyik mengisi quisioner. Jleg berdiri seorang wanita yang perawakannya agak besar, BB sekitar 73-78 kg sepadan dengan berat tubuhku. Tinggi 162 cm-an, kulit agak gelap, mata tajam, tapi otaknya itu berisi. Bu Itun panggilan sehari-harinya sudah di depan mataku.

Ternyata harapanku hilang sudah. Ujian genetika itu jadi. Astagfirullah
Rabbizidni………………………………………………………………fahmaan, do’a itu aku ucapkan. Soal mulai dibagikan, hanya ada beberapa soal yang bisa aku kerjakan dari banyak soal yang di buat Bu Itun. Waktu sudah hampir mulai habis sedangkan memoriku sedikit tersendat-sendat. Waktu ujian habis. Terpaksa dikumpul seadanya. Meninggalkan ruangan dengan tidak bersemangat, laluku buka catatan perkuliahan. B- sudah cukup pikirku.
Beberapa hari setelah ujian nilai ujian genetikaku keluar wah nilai ku mendapat C aja, berarti prasangkaku salah nilai yang aku peroleh lebih jelek dari dugaanku, tapi yang pasti lebih bagus dari pada C-, D, atau E

Semangat, salah satu motto FKI Rabbani Unand waktu kepengurusan Bang Agus Salim aku teringat itu. Dan yang pasti harapan itu masih ada. Aku yakin harapan untuk lulus dengan pujian masih ada. Zen say ‘harapan itu masih ada’ adikku.
Waktu dikedai aku lihat Surat Al-An’am ayat 132, dan aku ibaratkan* derajat disini sebagai nilaiku yang C- karena ketidaksiapan aku untuk ujian tersebut, persiapan belajarnya kurang. So bagi yang membaca sipatku yang satu ini jangan ditiru tapi jadikanlah pelajaran.
*pemisalan aku sendiri, mohon dimaklum pd ahli agama

Tidak ada komentar: