.::Wilujeung Sumping di Website Agus Muhar::.

Semoga site gratisan ini bukan hanya menambah literatur-literatur dalam dunia kepenulisan, tetapi juga lebih khusus untuk menambah khazanah keilmuan keislaman, karena di masa kebangkitan seperti sekarang ini (menurut sejarah islam) yang sebelumnya Islam di Andalusia (Spanyol) begitu kuat dan hebatnya, harus tunduk dan hancur oleh kaum Hulagu dari bangsa Bar-Bar, oleh karena itu kita pun di harapkan untuk selalu berkarya, baik melalui dunia kepenulisan, dunia jurnalistik maupun yang lainnya, karena memang tidak bisa kita pungkiri bahwa Islam khususnya yang ada di Indonesia ini sangat butuh dengan orang-orang yang profisional dalam bidangnya masing-masing.

Nah...site ini pun tampil untuk menunjukkan bahwa kami ingin menambah khazanah keislaman dalam berkarya, walaupun hanya sebutir debu di padang pasir, tetapi akan sangat bermakna jika kita mendalaminya, Amin

Selasa, 30 Desember 2008

My Name, My Born and My Muharram 1430 H

Assalamu’alaikum Saudaraku. Happy new year 1430 H. Mari intropeksi diri u/ membuat hasil yang lebih baik, hendaknya kita tepat pilih apa yang harus kita rayakan. Salam dan sambut MUHARRAM 1430 H…SMS masuk jam 17:14:43 dari no 08526521xxxx

Diselingi beberapa menit……20:15:09

Tit..tit HP ku berbunyi..kotak masuknya ku buka..As. Begitu banyaknya pasir dipantai, namun lebih banyak nikmat yang diberikan kepada qt. Semoga qt orang yang bersyukur. Selamat tahun Baru Islam 1430 H dari no 08126750xxxx.

Bulan Muharram bulan yang penuh history didalamnya. Sejarah Islam dan tentunya sejarah tentang kelahiranku. Bergantinya tahun baru dari 2008 ke 2009 M atau dari 1429-1430 H tidak akan pernah aku lupakan, karena apa?
“Baheula 19 taun ka tukang (dahulu 19 tahun kebelakang) tepatnya di Kiaraeunyeuh RT 03 RW 05 Desa Banyusari Kec Katapang Bandung 40971 aku minta keluar dari rahim seorang wanita pada tengah malam jam ½ 1-an malam yang sekarang menjadi ibuku yang aku cintai dan aku kasihi.

“Ibumu merasa sakit perut dari sore hingga akhirnya malam sampai pecah kantung ketubannya dan berdarah, ada tetangga yang menolong memanggil paraji/dukun beranak karena lokasi tempat tinggalnya yang dekat daripada bidan atau dokter yang jaraknya jauh dan susah dihubungi belum banyaknya HP semudah sekarang layaknya. Disaat kondisi ibumu yang terus banyak mengeluarkan darah dan dalam keadaan yang gelap karena mati lampu sehingga susah dan harus ekstra hati-hati dalam melangkah apalagi rumah pada waktu itu adalah rumah nenekku yang sempit yang cocok dihuni oleh beberapa orang saja. Ayahmu kalangkabut aduk gimana nih, ada yang menyarankan lebih baik kamu tenang dan terus berdo’a sambil disuruh nyari mobil untuk pergi ke Bidan yang terdekat. Kakak-kakaku pada nangis entah karena apa mereka menangis apa karena takut gelap atau prihatin pada Ibumu yang sedang mempertaruhkan hidup dan matinya. Dan ia harus rela jika menelan pil sebotol sekalipun ia harus berani siapa yang harus mati dia atau kamu. Hujan gerimis membasahi jalan-jalan, halaman, kebun dan genting-genting rumah sekitar ibuku tinggal. Ibu paraji belum juga datang kain samping banyak darah… ayah semakin khawatir belum mendapatkan mobil untuk pergi ke Bidan atau rumah sakit jika keadaan ibumu semakin genting. Barulah mak paraji datang dan langsung melayani proses kelahiranku. Kepala ubun-ubunku yang hangat, mungil, merah dan ada rambutnya sedikit tampak terlihat. Ah…mak nggak sanggup kayaknya bayinya besar mendingan di bawa ke bidan Ety aja yang ada di Pangauban Kec Katapang. Tanpa basa-basi ibumu diangkat kelangsung kemobil dengan darah terus keluar. Sampai tiba di Bidan Ety ibumu dimarahi dan yang mengantarkannya kesana “Kenapa bangkai dibawa kemari tidak ke Rumah Sakit saja, sudah parah begini baru dibawa…kalo terjadi apa-apa gimana…?
Dengan cepat Bu Bidan menangani ibumu, Alhamdulillah kamu telah keluar dengan selamat tanpa cacat satu anggota tubuh pun. Tapi kondisi ibumu semakin parah karena terus mengeluarkan banyak darah, sedangkan yang terakhir/bali/kantung plasenta/tempat duduk bayi belum juga keluar akhirnya Bu Bidan mengeluarkannya. Akhirnya keduanya selamat. Ea…ea…ea kamu terus menangis, dah pipi ibumu pula basah dengan Kristal-kristal air mata, setelah ditimbang ternyata berat badanku memang besar 3,7 lebih, kata Bibiku ceritanya”.

Sehingga akhirnya aku tumbuh dewasa, dan aku tanyakan langsung sama kedua orangtuaku yang sekarang Alhamdulillah wasyukrilillah masih ada nan jauh disana terhalangi bukit, gunung, lautan di Jawa Barat. Ternyata emang benar apa adanya seperti itu, harusnya Ibumu melihat, berpartisipasi dalam perayaan 17 Agustusan ini ngurus kamu yang lahir 18 Agustus 1989, nama kepanjanganmu juga diambil dari bulan Hijriah yakni muhar amnya dihilangkan jadi muhar, bulannya Masehi Agustus….Jadi nama lengkapku Agus Lan Muhar, tapi sama halnya dengan kebanyakan orang di raport dan ijazahku nama tengahnya ngak ada jadi sampai sekarang namaku ‘Agus Muhar’

4 komentar:

Anonim mengatakan...

tetap semangat akhi...

Anonim mengatakan...

malang benar nasibmu

tp Anda harus lebih menyanyangi ibu Anda

Anonim mengatakan...

Numpang nyorat-nyoret

Jimmy Febriyanto mengatakan...

Bidannya meni ketus...
tapi miladnya deket agustusan jadi udah banyak yang ngerayain